Ilmu hizib dan ilmu santet merupakan salah satu warna warni kehidupan ini, dimana ilmu hizib melambangkan ilmu putih dan ilmu santet melambangkan ilmu hitam. Di mana ilmu hizib dimanfaatkan para rohaniawan islam dalam menyebarkan agama islam dari serangan kalangan orang-orang yang tidak menyukainya dan bentuk ketidak sukaan itu di rupakan dalam serangan santet, dan ilmu santet dari jaman nenek moyang sampai sekarang masih sering di gunakan orang yang ingin memuluskan ambisi duniawinya maupun yang ingin balas dendam
Antara ilmu hizib dan ilmu santet di ibaratkan seperti pertandingan tinju yang keduanya punya kekuatan memukul, walaupun ilmu hizib daya pukulnya dalam rangka memohon keadilan dari allah swt atas bentuk kedzoliman orang lain. Dan perang antara kekuatan hizib dan santet pun sering terjadi dari zaman dahulu kala, seperti contoh di bawah ini
"Di kisahkan zaman dulu di sebuah pedesaan ada seorang dukun yang sering meresahkan warga desa karena menggertak dengan kemampuan santetnya, bahkan dukun tersebut tak segan-segan akan menyantet warga desa yang berselisih paham dengan dirinya ataupun keluarganya
Dan dukun itupun sangat sering rumahnya di kunjungi oleh orang-orang kota yang ingin memanfaatkan jasa santetnya setelah di lakukan penelitian oleh warga desa. Bahkan beberapa waga desa tersebut yang mati mendadak pun sering ia akui akibat perbuatannya kepada beberapa orang lawan bicaranya
Dari pihak desa pun sering mendatangi orang sakti untuk mengatasi kebrutalan dukun tersebut, tapi selalu tidak ada hasil. Dan puncak kemarahan dari beberapa warga yang pengurus masjid yakni ketika terjadi perang mulut antara remaja masjid dan keluarga dukun tersebut, dan keluarga dukun tersebut menghina dengan perkataan "mentang-mentang santri bukan berarti tidak bisa di santet" kata keluarga dukun tersebut
Dan akibat dari omongan itu, beberapa remaja masjid ingin menimba ilmu di salah satu pesantren di jawa timur yang terkenal sebagai gudang kanuragan di zaman pergolakan. Dan beberapa pemuda itu menimba ilmu dengan di biayai dari dana desa tersebut
Di pondok pesantren tersebut pemuda-pemuda tadi di ijazahi hizib nawawi oleh kyai nya dengan harapan santet dari dukun tersebut kekuatannya melemah dan tidak bisa melukai warga desa lagi, selain hizib nawawi ada salah satu kyai yang berjiwa muda memberi ijazah hizib ihfa untuk memukul kekuatan santet demi menegakkan kebesaran kalimat allah swt
Setelah menerima ijazah dari pondok pesantren tersebut beberapa pemuda tadi pulang ke desanya kembali. Dan para remaja masjid tadi membaca hizib ihfa secara berjamaah selama seminggu dengan tujuan mohon keadilan dan kebesaran dari pertolongan allah swt
Belum sampai dari seminggu dari pembacaan hizib tadi, dukun santet itupun roboh sakit dan di rawat di rumah sakit. Dan selama di rawat di rumah sakit tadi dukun itu selalu di bimbing oleh salah satu tokoh agama untuk banyak bersyahadat, dan dukun itupun bercerita ke tokoh agama bahwa dia sering menerima order santet karena bentuk dari kemisikinannya yang rumahnya hanya gubuk dan tidak pernah menerima bantuan sosial dari siapapun. Sehingga ia tergoda oleh uang yang di tawarkan orang-orang kota untuk jasa santetnya. Dan sebelum meninggal dukun itupun sukses bersyahadat dan hidupnya berahir dengan kebaikan
No comments:
Post a Comment