Di kisahkan di sebuah pedesaan terpencil marak praktek yang menjurus kemusrikan, di mana masyarakat di desa tersebut sering memberi sesaji sebuah pohon besar dan memohon hajatnya di kabulkan penunggu pohon keramat tersebut
Al hasil melihat maraknya kesesatan yang terjadi di desanya ada seorang pemuda yang berniat "lillahi ta'ala" untuk menebang pohon tersebut dan memberantas praktek kemusrikan yang ramai di desanya
Pemuda tersebut membawa sebilah kapak untuk menebang pohon tersebut, dan berangkatlah pemuda tersebut menuju pohon keramat yang di kultuskan penduduk desanya
Di tengah perjalanan menuju pohon keramat, pemuda tersebut di hadang oleh manusia tinggi besar yang mengaku sebagai perwujudan dari penunggu pohon keramat di desanya
Sesosok perwujudan penunggu pohon tersebut membentak pemuda itu agar mengurungkan niat nya untuk menebang pohon keramat, tetapi pemuda itu tidak menggubrisnya dan terjadilah perkelahian antara pemuda itu dan sesosok penunggu pohon keramat
Akhirnya pemuda itu berhasil mengalahkan sesosok penunggu pohon keramat itu dan mau menghancurkan pohonnya, tetapi sosok penunggu itu memberi penawaran agar pemuda itu mengurungkan niatnya, yakni dengan mengirimkan uang setiap pagi di bawah kasur pemuda tersebut. Dan pemuda itupun menyetujui penawaran dari penunggu pohon keramat tersebut
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Setiap pagi pemuda itu selalu mendapat kiriman uang di bawah kasurnya dari penunggu pohon keramat. Hingga suatu waktu di pagi hari pemuda itu terkejut karena tidak ada lagi kiriman uang di bawah kasurnya
Karena merasa perjanjiannya di khianati penunggu pohon keramat, pemuda itu berniat mendatangi pohon keramat dan menebang nya seperti keinginannya dahulu. Dan di tengah perjalanan menuju pohon keramat pemuda itupun di cegat lagi oleh sesosok penunggu pohon itu
Dan akhirnya terjadilah perkelahian lagi antara pemuda itu dan penunggu pohon keramat, dan pemuda itupun dapat di banting dengan mudah oleh sosok penunggu pohon itu. Melihat kekalahan pemuda itu sosok penunggu itupun berujar dengan sombong " Dulu kamu mampu mengalahkanku karena niatmu yang ihlas dan di ridhoi allah sedangkan sekarang kamu kalah karena niatmu menebang pohon hanya karena kiriman uang dariku berhenti" ujar sosok penunggu itu kepada pemuda yang sedang tergeletak kesakitan
No comments:
Post a Comment